Wednesday, November 26, 2008

Langkah pertama

"Perjalanan ribuan miles dimulai dengan satu langkah" (anonymous)

Setiap perjalanan selalu dimulai dengan sebuah langkah, tak peduli seberapa jauh atau kah dekat, harus dimulai dengan satu langkah. Mungkin langkah pertama ini tak terlalu penting, tapi sebenarnya sangatlah berarti. Tanpa langkah pertama, tak kan ada langkah ke 2, ke 3, dan seterusnya. Disinilah niat diucapkan, semua rencana mulai dijalankan.

Kadang kala kita merasa gamang untuk memulai langkah pertama. Khawatir apakah perjalanan ini akan mencapai tujuan, ataukah terhenti di tengah jalan, atau justru akan tersesat? Tanpa memulai dengan sebuah langkah, kita akan terus terikat pada kekhawatiran itu. Dan tanpa melangkah, kita tidak akan pernah sampai ke mana-mana. Yang penting mulai dulu. Semua persiapan, rencana dan pertimbangan tidak akan berguna tanpa kita mulai melangkah. Selanjutnya berdisiplinlah dengan rencana, namun tetap luwes terhadap keadaan. Jangan mudah tergoda untuk dengan mudah berubah rencana.

Perjalanan adalah kiasan dari sebuah proses. Sebuah kerja yang terus berkesinambungan. Tak perlu risau akan hal buruk yang mungkin akan terjadi. Ketahuilah bahwa kenyataan seringkali tak seburuk yang kita pikirkan. Bahkan semuanya akan terasa indah pada waktunya.

[foto diambil di Pantai Dapur Bunda (Kemala beach) Balikpapan]

Labels:

Tuesday, November 25, 2008

5 menit lebih lama

"Seorang Pahlawan tidak lebih berani daripada orang lain, ia hanya 5 menit lebih berani," Ralph Waldo Emerson.



Saya tidak tahu siapa Ralph Waldo Emerson itu, tapi saya tahu bahwa ucapannya itu benar. Tentu kata "5 menit" adalah bukan 5 x 60 detik. Ini lebih merupakan sebuah kiasan bahwa seorang pahlawan mengerjakan pekerjaannya lebih lama daripada orang biasa. Maksudnya tentu tidak berlambat-lambat, tetapi mendedikasikan waktunya lebih lama dari pada kebanyakan orang. Karena ia tahu jika ia bertahan maka keberhasilan akan ia peroleh.


Seperti Jendral Soedirman tahu, jika TNI bisa bertahan lebih lama menghadapi agresi miiter Belanda, maka suatu saat kemenangan akan segera diperoleh. Saat itu Belanda memiliki 2 keuntungan: Faktor kejutan dan Faktor teknologi yang lebih maju. Jika TNI memaksakan diri untuk melawan, tentu akan segera kalah karena kurang terorganisasi dan kalah persenjataan. Maka perintah mundur disampaikan, dan taktik yang digunakan adalah gerilya. Dengan cara ini TNI bisa bertahan lebih lama berperang, memberi waktu yang cukup untuk para diplomat kita berjuang dari sisi diplomatik. Hingga akhirnya kemenangan diperoleh.


Pahlawan bukan hanya orang yang berperang. Thomas Alpha Edison juga pahlawan, hasil kerjanya membuat milyaran manusia menikmati lampu listrik. Seandainya beliau tidak bisa bertahan lebih lama menghadapi ejekan dan cemoohan orang-orang, tentu ia tidak akan pernah menemukan lampu listrik. Beliau mengatakan,"Kelemahan terbesar kita dalah menyerah. Dan cara yang pasti untuk mencapai kesuksesan adalah mencoba sekali lagi"
Seringkali kita menyerah disaat kita justru hampir menyelesaikan pekerjaan kita. Kadang kita menyerah saat kegagalan demi kegagalan datang menerpa kita. Hingga kita tak lagi percaya pada semboyan:"kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda" Padahal jika kita bisa belajar dari kegagalan kita dan berani untuk terus mencoba, niscaya keberhasilan akan segera kita peroleh.
Di masa krisis seperti ini hanya orang-orang yang berani untuk bertahan lah yang akan berhasil melewatinya dengan baik. Sementara yang menyerah akan tertinggal dibelakang, meratapi puing-puing kegagalan. Oleh sebab itu mari kita terus bertahan, menoba sekali lagi dan lagi. SEMANGAT!
(Foto diambil dari patung Jendral Soedirman di depan markas Kodam Tanjung Pura Balikpapan Kalimantan Timur, sore hari kira-kira jam 5 dengan kamera HP)

Labels:

Monday, November 24, 2008

Anak-anak dan Air


Namanya anak-anak, hampir pasti suka air. Beruntung anak-anak orang berada yang bisa main air bersih, entah di water park / water boom, kolam renang biasa, atau mungkin bath tab / bak kamar mandi. Atau main ke pantai? Yang pasti airnya besih, kalo perlu pakai baju renang khusus dan pakai pelampung. Disediakan petugas pengawas yang menjaga keselamatan mereka. Didatangkan pelatih renang, siapa tau punya bakat dan kelak bisa memenangi mendali emas olympiade.

Trus gimana yang ga seberuntung itu? Ya dimana saja, yang penting ada air, walau cuma genangan air sisa hujan. Syukur airnya banyak, seperti empang, sungai atau bahkan banjir.

Seperti yang aku lihat saat perjalanan ke Samboja - Handil - Balikpapan, kebetulan bulan purnama, saat seperti itu air laut pasang. Akibatnya air sungai tertahan tidak dapat segera bermuara. Tak heran kalo di beberapa alur jalan terdapat genangan air yang kadang terlalu dalam sehingga beberapa sepeda motor mogok akibat air masuk ke knalpot. Tapi kesusahan itu justru membawa kegebiraan bagi anak-anak. Mereka main-main di genangan air itu. Padahal airnya keruh banget lho! kok ga jijik ya? Mungkin kita sekarang bertanya gitu karena kita udah mikirin kesehatan, dan tahu rasa jijik. Tapi saat masih kecil? Mana peduli semua itu. yang penting bermain dan bermain. Yang ga mau main di profokasi, kalo perlu diolokin," yeee takut ga berani main di air ...!" Kalo udah gitu pasti dech semua mau masuk ke air, byur ....!

Dulu aku suka sekali mandi di kali (sungai kecil) dekat kebun ayahku. Padahal airnya keruh lho! Belum lagi banyak orang yang buang kotoran & sampah di sana. Tapi kita seneng aja bermain di situ. Atau kadang cari tempat yang agak jauh agar ga diganggu orang dewasa yang hobby banget nyuruh kita segera keluar dari air, sekalian yang ada tebing atau pohon di tepi sungai, agar kita bisa lompat dari situ (wah kalo yang ini aku ga ikut-ikutan). Kadang kami main air di empang yang belum di isi ikan / lele. Yang terakhir ini lebih asyik kalo sore hari, soale airnya hangat karena seharian penuh diterpa terik sinar matahari. Di air kita ga cuma renang (apa lagi aku ga bisa renang), siram-siraman, mainin bunyi-bunyian air (ciblon), atau gulat / bantingan. Pokoknya seru dech!

Kadang kadang aku cuma main pasir di tepi sungai. Atau sekedar menghanyutkan kapal-kapalan dari kertas atau daun bambu. Tapi pernah juga main rakit dari batang pohon pisang yang disatukan dengan cara ditusuk dengan bilah bambu.

Tentu aja aku ga sembarangan mandi / main air. Ada syaratnya, cuma 1: bapak/ibuku ga boleh tau! Biar ga ketauan caranya gampang, saat mandi aku ga pakai baju sama sekali alias bugil, jadi bajuku ga basah. Ga perlu malu, namanya juga anak kecil. Lagian main airnya ga sama anak cewek kok! Khusus anak-anak cowok! Sebelum pulang berjemur dulu biar kering, lalu rambutnya di sisir. Pokoknya hilangkan semua jejak! Jadi aman, ga bakal dimarahin he ... he ... he ....

Sunday, November 23, 2008

Merenung


Saat kita merasa lelah; saat kita merasa kalah, saat halangan dan rintangan sulit kita lalui; saat jalan terasa penuh kerikil tajam, berliku dan mendaki; saat kegagalan membuat kita gamang; saat hidup tidak sesuai rencana; saat langit terlihat hitam dan seolah akan runtuh menimpa; saat merasa tak mampu lagi meneruskan; saat perasaan ingin menyerah mulai menyapa; saat keinginan seolah tak mungkin dipenuhi; saat hidup terasa menyesakkan; inilah saatnya kita untuk menyisih sejenak.

Merenung adalah sebuah cara untuk sejenak meletakkan beban hidup. Untuk meninjau kembali apa yang salah pada diri kita, agar bisa diperbaiki, agar tidak berlarut-larut, agar tidak terulangi. Melihat kedalam, sejauh apa yang telah kita kerjakan, dan apalagi yang belum kita kerjakan dan harus dikerjakan.

Dengan merenung kita bisa lebih tenang memaknai semua kejadian, mengambil hikmah dari pengalaman, agar semua tak berlalu begitu saja. Agar kita menjadi lebih baik, lebih arif, dan lebih bijak.

Merenung memberikan kita kesempatan untuk menguatkan diri menghadapi semua cobaan dan ujian. Sekedar mengingatkan janji Allah bahwa,"Alah tidak akan menguji kemampuan suatu kaum melebihi kemampuannya"

Merenung memberi kita peluang untuk mencari jalan keluar dari semua permasalahan. Sekedar mengimani apa yang disuratkan Allah bahwa,"Di balik kesulitan akan ada kemudahan"

(foto diambil ketika aku merenung di pantai monumen, balikpapan)

Labels:

Keaslian Laskar Pelangi

Tadi pagi waktu aku turun ambil minum, aku sempat mendengar berita dari tv (tepatnya gosip) tentang seorang wanita yang mengaku pernah menikah dengan andrea, penulis laskar pelangi (andrea selalu mengaku belum pernah menikah). Batinku nich cewek cari sensasi nich, atau pingin duitnya. Aku ga tertarik soal berita itu, tapi ada yang menarik perhatianku, wanita itu bilang,"Kalau soal pernikahan aja dia bisa berbohong, bagaimana soal lain? Tanyakan saja yang berkepentingan dengan novel laskar pelangi"

Wah kok novel laskar pelangi dibawa-bawa? Menurutku sich bisa jadi laskar pelangi bukan karya perorangan, tapi team. Soalnya isinya bisa sedetail itu! Tapi bukankah itu wajar? Dewi (Dee) waktu nulis Supernova juga punya team. Michael Crikton (sorry ejaannya) yang nulis jurastic park, time line, dan novel fiksi ilmiah lainnya juga memiliki team sendiri. Team itu diperlukan untuk mendapatkan data-data pendukung cerita agar lebih berbobot dan ada dasarnya, tidak ngawur. Biasanya novel besar selalu begitu. The Davinci code adalah contohnya. Bahkan novel dongeng seperti Harry Potter sekali pun melalui proses riset tentang makhluk2 gaib legenda dari berbagai wilayah dan mantra2nya juga dari bahasa latin sungguhan (dari kaum alkhemis)

Emang ya kalo udah ngetop selalu aja ada yang cari-cari cara untuk keruk duitnya!? Ngomong-ngomong kapan ya buku ke4 nya terbit? Kira-kira seseru 3 bku sebelumnya ga ya?

Saturday, November 15, 2008

Dream Fhigter

Dari dulu dampai sekarang pasti dech kita pernah atau bahkan mungkin sering dengar:

"ga usah mimpi, nanti kalo jatuh sakit. Hadapi saja apa yang ada"

Kadang kita jadi surut mendengar kata-kata itu. Waduh kiamat dech. Kadang kita tetap bersikeras, tapi akhirnya surut ketika kesulitan-demi kesulitan terus menghadang. Kadang kita berikap masa bodoh dengan komentar itu dan terus berjuang .... Fighting!

Seandainya semua orang menerima nasehat itu, apa yang terjadi dengan dunia ini ya? Takkan ada kapal yang terbuat dari logam, lampu listrik tidak pernah ditemukan, tak akan pernah ada pesawat terbang, borobudur takkan pernah dibangun, dan entah apa lagi tonggak-tonggak sejarah yang tak pernah terwujud. mungkin kita akan terus hidup dalam kegelapan, berada dalam jaman "berburu dan meramu"

Seandainya dari kecil aku menyadari hal itu, tentu aku tak kan pernah pedulikan kata-kata itu. Mungkin saat ini aku tidak hanya diluar pulau jawa, tapi juga diluar negeri, di luar benua. Ah bodohnya aku mendengarkan nasehat-nasehat seperti itu.

Aku perjanji tak kan pernah memberi nasehat seperti itu. Sebaliknya mengajak orang-orang disekitarku untuk bermimpi. Toh bapak proklamator kita Soekarno pernah memberikan nasehat,"Gantungkanlah cita-citamu setingi langit" bukankah itu sama saja mengajari kita untuk bermimpi?

"Bermimpilah setinggi langit. Seandainya kita tidak dapat meraihnya, setidaknya kita berada diantara bintang"

Ternyata begitu besar kekuatan mimpi itu ya? Seperti kata-kata di buku tetralogi laskar pelangi,"Mimpi itu ibarat bintang, seandainya kita tidak dapat meraihnya setidaknya ia telah memberi arah kepada kita"

Kekuatan mimpi adalah memberi kita fokus kepada apa yang kita impikan. Berusaha dan berdoa adalah segala nya. Jadi bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kita

Labels:

Monday, November 10, 2008

Bandara Sepinggan



Siapa yang mendesain Bandar Sepinggan Balikpapan? Entahlah, tapi sepertinya dia sedang jatuh cinta saat melakukannya. lihat saja, bentuk landscap nya. Parkiran untuk mobil berbentuk seperti hati.

Labels:

Kita & Kebiasaan Kita


Pernah dengar kata-kata mutiara:

"mula-mula kita membentuk kebiasaan, kemudian kebiasaan membentuk kita. kuasailah kebiasaanmu atau kau akan dikuasai mereka"

konon kalo kita melakukan sesuatu 21 x berturut-turut maka kegiatan itu akan menjadi kegiatan yang sulit dihapus. Misalnya kalo kita udah ga pernah lagi sarapan selama 21 hari berturut-turut, percaya dech pada hari ke 22 kita udah ga bisa sarapan lagi, bisa-bisa malah sakit perut kalo sarapan

Jadi jangan biarkan sesuatu yang buruk menjadi kebiasaan (seperti kebiasaan ga sarapan). Sebaliknya usahakan sesuatu yang baik menjadi kebiasaan kita, misalnya mengucapkan salam pada saudara muslim yang kita temui, atau biasakan segera selesaikan pekerjaan kita alih-alih menunda.

Seringkali kebiasaan buruk membius kita dengan rasa nyaman, hingga segalanya terlambat. Seperti kisah sekawanan angsa dan bapak tua

Di negara2 sub tropis, pada musim dingin angsa dan unggas-unggas lain akan bermigrasi selama musim dingin untuk menghindari udara dingin ke tempat yang lebih hangat. Suatu saat musim dingin datang lebih cepat, akibatnya sekawanan angsa terjebak di sebuah danau. Karena merasa kasian seorang laki-laki tua yang tinggal ditepi danau memberi mereka makanan sehingga mereka tetap hidup. Di musim dingin berikutnya, sekawanan angsa ini kembali tidak melakukan migrasi dan mempertahankan hidup mereka dari makanan pemberian pak tua. kali ini jumlah mereka makin banyak karena ada angsa-angsa lain yang ikut serta. Musim dingin berikutnya terjadi hal yang sama, dan kali ini jumlah angsa semakin banyak. Begitu seterusnya hingga setiap tahun semakin banyak angsa yang tidak bermigrasi. Namun disuatu musim dingin angsa-angsa itu tidak lagi mendapat makanan dari bapak tua karena beliau wafat di musim panas sebelumnya. Akibatnya ada banyak sekali angsa yang ditemukan mati di danau karena mereka tidak bisa melewati musim dingin tanpa makanan yang tidak bisa mereka peroleh di danau.

Begitulah, karena proteksi dan kenyamanan yang diberikan lingkungan kita, kadang kita lupa bahwa kita harus migrasi (baca hijrah) ke tempat yang jauh untuk tidak hanya mempertahankan hidup, tapi juga berkembang.

Jadi jangan biarkan kebiasaan menerima fasilitas "mematikan" potensi kita

All the best

Labels: