Tuesday, February 15, 2005

Sifat meremehkan

Ibuku berulangkali mengingatkan aku bahwa sifat meremehkan yang aku milikilah yang membuat aku gagal. Berulang kali aku berusaha menghilangkan sifat itu, tapi kadang-kadang muncul lagi, termasuk meremehkan kemampuan diri sendiri (ga pe de).

Bulan maret tahun 2003 misalnya, aku jadi moderator acara peluncuran buku “Menembus batas peluang karir” karya “Gregorius Agung” di kesempatan itu aku bisa mendapatkan buku + tanda tangan dari penulisnya.

Kemudian aku tahu bahwa penulis ga pernah mencoba melamar pekerjaan, termasuk dari internet. Lalu aku berfikir, bagaimana mungkin aku mengikuti saran orang yang ga pernah melakukan saran itu? Akhirnya buku itu hanya menjadi pelengkap koleksiku saja.

Kemarin aku iseng-iseng baca buku itu. Eh ternyata isinya banyak informasi yang berharga, bukan hanya mengenai mencari pekerjaan di internet, tetapi tips-tips dan pengetahuan tambahan untuk mengejar karier impian. Wah kok bisa-bisanya aku baru baca buku bagus yang aku miliki secara istimewa (karena ditanda tangani penulisnya) tapi baru 8 bulan kemudian aku baca isinya?

Bener-bener, aku ini masih suka menyepelekan sesuatu!

Lima sekawan

Beberapa hari ini aku membaca lagi serial lima sekawan. Dulu ini adalah serial detektif anak-anak kesayanganku. Ternyata baca lima sekawan sekarang ga seasyik dulu. Bukan apa-apa, dulu kita masih seusia dengan tokoh cerita.makanya bacaan ini jadi aditif banget bagiku. Sampai-sampai aku teropsesi mengalami petualangan seperti lima sekawan.

Aku sering membayangkan saat bermain bersama teman-temanku aku akan mendapatkan petualangan seru, menemukan gua pencoleng, mendapati lorong rahasia, dan entah apa lagi. Bahkan setiap akali aku berkunjung ke sebuah gedung kuno aku selalu bertanya: “apakah gedung ini memiliki lorong rahasia?”

Mana mungkin aku mendapatkan gedung dengan lorong rahasia di magelang, andai pun ada pasti ga bakalan dikasih tau, namanya juga rahasia! Konon di gedung karisidenan kedu (museum diponegoro) terdapat lorong rahasia untuk jalan melarikan diri bagi pejabat residen belanda yang bertugas disitu. Tapi aku ga pernah liat itu, meski aku pernah punya teman yang bapaknya menjabat residen kedu.

Saat ini aku memang maniak sama harry potter. Tapi bagiku Enid Blyton ga kalah sama JK Rowling. Pingin banget dech jadi hebat seperti mereka. Makanya setiap waktu senganggku aku selalu membaca dan menulis. Bisa makin tebel nich kaca mataku!