Friday, October 31, 2008

Manggar


Ini bukan nama tempat di Biliton yang dikisahkan di tetralogi “laskar pelangi” (yang ke empat kapan terbit?), tetapi nama sebuah kecamatan tak jauh dari kota Balikpapan. Disana ada pantai yang asyik, garis pantainya luas, pasirnya putih, ada persewaan ban karet untuk renang-renang, kapal kayuh/dayung/motor bahkan speed boad. Ada juga lho Banana Boat nya. Banyak yang jualan aneka bakaran (ikan maupun ayam), macem-macem es terutama es kelapa muda. Tapi ga ada yang jualan souvenir, tidak seperti pantai-pantai wisata di jawa-bali dan tempat-tempat yang pariwisatanya sudah mapan.

Labels:

Tempat Pangeran Diponegoro ditangkap


P: Dimana Pangeran Diponegoro ditangkap?
J: Di Magelang
P: Magelangnya mana? Magelang kan luas?
J: Di Kantor Karisidenan Kedu
P: Pernah kesana?
J: Belum!

Kalo yang jawab gitu magelanger, malu banget dech. Tapi jujur banyak yang gitu kan? Aku pernah ke sana, tapi ga pernah masuk ke ruangan penangkapannya. Cuma intip-intip, karena kesana bukan di jam kerja, jadi kuncen nya udah pulang. Kalo ke sana gratis kok!
Diruangan itu masih ada meja kursi saat terjadi perundingan akal-akalan kompeni itu, termasuk kursi yang lengannya membekas remasan tangan pangeran Diponegoro saking geregetannya kepada kompeni. Bahkan ada juga mantel yang konon milik pangeran.
Selain ruangan penangkapan, diluar ada juga benda-benda peninggalan disimpan disana, ada banyak patung yang sudah tidak utuh lagi, beberapa lingga yoni, dan sepasang meriam kuno. Disana juga ada 20 ekor kijang (kata penjaganya, tapi yang aku lihat cuma sepasang).

Gedung itu juga menghadap ke lembah progo, dari situ terlihat jelas desaku yang ku cinta, pujaan hatiku, tempat ayah dan bunda, dan handai tolanku (emangnya lagu?) Kalo cuaca lagi cerah, gunung sumbing akan terlihat indah dan gagah! Apa lagi saat sore hari, sun set nya ok banget.

Kalo ke Magelang mampir ya, biar bisa menjawab: SUDAH!

Labels:

Thursday, October 30, 2008

Dapur Bunda, Dalmas Beach, Pantai Kumala, wherever lah!


Kota Balikpapan adalah kota yang nempel dengan pantai. Pantainya asyik lho! Pasirnya putih. Sayang banyak yang hilang karena kegiatan reklamasi pantai. Tapi ada 2 tempat di kota yang pantainya masih dijaga keasliannya: Pantai Monumen dan Dapur Bunda.

Disebut Pantai Monumen karena disitu ada monumen perjuangan rakyat Kalimantan.
Dapur Bunda, punya nama alias yaitu Dalmas Beach dan Pantai Kumala. Disebut pantai dapur bunda karena ada rm. Dapur bunda, tapi karena sarana rekreasi itu dibangun oleh Polda, terdapat nama ”Dalmas Beach” di tower life guard (yang selalu kosong karena fungsinya bukan untuk menjaga keselamatan pengunjung, tetapi untuk jaga kalo para Perwira Tinggi Kepolisian meeting di situ). Namun belakangan di pintu gerbangnya tertulis nama: ”Pantai Kumala”

Sarana rekreasi ini ada di belakang rumah dinas Kapolda, jadi boleh dibilang di situ aman dari kejahatan, soale nama kepolisian pasti coreng moreng kalo ada kejahatan di sana. Thanks God, kita jadi merasa safe di sana.

Sayangnya karena lokasinya ga jauh dari pelabuhan, dan ada di dekat pusat kota jadi banyak sampah yang terdampar di sana dari laut. Mungkin dari sampah yang dibuang dari kapal, atau sampah yang dihanyutkan di sungai / selokan dan bermuara ke laut.

Labels:

Wednesday, October 29, 2008

addicted to book

Boleh di bilang aku ini kecanduan buku.
Cintaku pada buku sebesar cinta pecandu pada sabu
Seperti cinta perokok pada tembakau.

Saat masih tk suka banget sama komik, atau buku dongeng. Meski masih minta dibacakan. Saat masih sd, hampir semua koleksi buku perpustakaan sd ku yang cukup disimpan di dalam 1 lemari itu (sedikit maksudnya) pernah mampir ke rumahku. Kalo punya uang pinginnya buat beli buku. Pernah aku ketemu relasi ortuku, dia cerita dulu waktu aku masih kecil dia pernah beri aku uang untuk jajan dalam jumlah cukup besar untuk seorang anak kecil, tapi aku malah bilang,”boleh buat beli buku tidak om?”

Buku koleksi perpustakaan smp ku juga mengalami nasib serupa dgn koleksi perpustakaan sdku. Aku juga sering minjem ke perpustakaan keliling, saat mobil itu mangkal di dekat lapangan basket di jl. Merapi. Tapi ga sabar nunggu jadwal dia kesitu yang hanya 2 minggu sekali. Akhirnya jadi anggota perpustakaan kodya yang di dekat ”plengkung” nebeng mobil jemputan temanku yang rumahnya di jl. Ade irma suryani. Tapi rupanya perpustakaan pribadi keluarga temanku itu juga ok banget, terutama ensiclopedia nya. Akhirnya aku lebih lama nongkrong disitu, apa lagi disitu kan i dapat minum, snack, bahkan lunch ha ... ha ... ha .... Ortu temanku juga seneng liat aku suka nongkrong di perpustakaan mereka, karena anak2nya yang tadinya cuek pada buku jadi tertarik kut baca.

SMA kegilaan ku pada buku sedikit berkurang, sma 2 magelang saat itu rajin kasih pe-er jadi waktu baca bukuku sangat berkurang. Belum lagi waktu kelas 1 ekskul nya banyak yang ku ikuti, meski ga semuanya jd angota resmi (soale 1 anak dibatasi 2 ekskul aja), pramuka, PKS (bukan partai lho!), Kelompok Ilmiah Remaja, Seni Bela Diri BIMA, dan yang pasti dolan!

Kuliah? Wow, di malang banyak persewaan buku yang murah dengan jaminan ktm aja. Belum lagi perpustakaan kampus yang gedenya beberapa kali luas kompleks sd ku! Ga hanya buku penunjang kuliah aja isinya, buku-buku lain juga ada! meski jangan harap menemukan agatha Christy disitu. Kadang numpang baca di Gramedia, Toga Mas, Gunung agung (dulu ada di plaza dieng), pustaka 2000 (dulu ada di ramayana aloon-aloon mall). Dua-danya di malang.

Kalo ada uang lebih dari kerja sampinganku, pasti dech beli buku. Kerja sampinganku dulu kalo ga memfoto ya ketik naskah paper/pe-er mahasiswa (terutama S2) yang punya banyak uang tapi ga punya waktu untuk mengerjakan tugasnya itu. Lama-lama bahkan aku yang mengerjakannya dengan imbalan lebih. Ajaib kalo ingat bahwa penelitianku sendiri ga selesai-selesai sampai date line dari rektorat keluar.

Setelah kerja, aku mulai rutin menyisihkan uang untuk beli buku. Bahkan pernah saat uangku hanya cukup untuk makan sampai gajian berikutnya, tapi aku malah pakai uang itu untuk beli buku, dan puasa sampai tanggal gajian ha ... ha ... ha ....!

Setelah aku kerja di tempat yang penghasilannya lebih baik, aku jadi makin sering ke toko buku, gramedia dan toga mas, atau trimedia. Keluar dari tempat itu hampir pasti bawa buku baru. Eski buku-buku di kamar masih banyak yang belum selesai ku baca, bahkan masih ada yang segelan. Sebulan +/- 150rb aku habiskan untuk buku, pernah sampai lebih dari ½ jt, waktu seri harry potter bahasa inggris keluar karena ga sabar nunggu versi indonesia.

Alasan beli buku itu macem-macem, kebanyakan dari baca referensi nya dulu di koran atau internet. Kadang karena referensi teman, kadang karena setelah aku lihat isinya bagus, meski tak jarang ternyata hanya covernya aja yang bagus 

Kemarin yang rada aneh, aku beli edisi kusus majalah soccer yang mengulas Juventus, wah itu sich wajar, karena aku ini Juventini. Tapi aku juga beli majalah my idol, yang mahal itu, tapi majalah itu ga aku baca sama sekali. Aku kasihkan begitu saja sama staff yang penggemar drama koea, aku Cuma ambil 1 dari 2 dvd yang ada di situ. Itu pun hanya rekaman tentang drama ”east of eden” yang karena suatu alasan aku pingin tau. Dan yang aneh lagi waktu mau ke kasir aku nyamber buku”one gigabyte of love” padahal aku ga tau isinya apa. Aku harap cerita cinta di multiply yang lucu-lucuan. Tapi entah mengapa aku menduku harapanku salah, dan ternyata memang salah. Tapi aku sempat histeris waktu di kamar aku liat foto titin fatimah ada di cover belakang buku itu. Wah ternyata tulisan titin ada dibuku itu. (selamat ya tin!)

Akibatnya malam ini aku ga bisa tidur saking ngirinya sama titin. Teringat lagi pada salah satu mimpiku:”menulis buku”

Aku buku laptop ku, aku ketik semua ini untuk menyalakan kembali mimpi ku yang lama redup itu.

”mimpi itu seperti bintang, meski pun jika kita tidak dapat meraihnya, namun setidaknya ia memberi arah kepada kita”

Labels: