Sunday, December 12, 2004

menur si undur-undur (dirumah bag 3)

menur keponakanku yang paling kecil, baru 7 bukan hampir 8. Saat ini b aru belajar merangkak, agak sulit karena badannya gemuk. Dan entah mengapa alih-alih maju malah merangkak mundur. Makanya aku sebut dia undur-undur. Pernah aku coba mengajari dia dengan menunjukkan dia cara merangkak maju, tapi dia malah tertawa-tawa ga mudeng. lalu dicoba dengan memanggil dia dari arah depan dan menarik perhatiannya dengan mainan. alih-alih berusaha maju, dia memutar tubuhnya agar membelakangi lalu merangkak mundur. setelah sampai dia berputar kembali ke arah mainan itu! dasar!

Menur mudah sekali dekat dengan siapa saja, baik saudara maupun bukan. Malah dia senang menarik perhatian orang agar di gendong dan diajak jalan-jalan. Menur memang senang diajak jalan-jalan meski hanya keliling kampung. makanya kalo liat ibu, nenek, atau budhe nya pake jilbab pasti bingung minta di gendong, soale jilbab itu dresscode kalo mereka mau keluar rumah.

Kesenangan ini membuat menur tidak dekat sama aku, soale aku cuma menggendong dia di dalam rumah atau paling banter ke halaman. Masalahnya dia selalu berusaha merebut kaca mataku, makanya aku ga bisa menggendong dia dengan mengenakan kacamata. Tanpa kacamata aku ogah keluar jauh, habis ga nyaman sich!

tapi hari ini menur akan kembali ke banjarmasin. untuk itu aku rela ngajak jalan-jalan dia keliling kampung tanpa kacamata. tapi tetep ga berani jauh, lebih banyak di lorong-lorong kampung untuk menghindari pandangan jauh yang menyakitkan mataku. Aku heran menur mau menciumi aku (sampai basah kena ludahnya). biasanya dia hanya menciumi mamanya. tapi hari itu dia juga menciumi budhenya, serta neneknya. mungkinkah anak sekecil itu tahu kalo kami akan berpisah?

siang itu menur dan ibunya + omnya yang menjaga mereka leaving on the jet plean .... waktu ngantar tanpa sadar aku nyanyi itu ha .....

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home