Monday, October 11, 2004

Berani Meminta (dare to ask)

Cerita ini berawal saat SMP, waktu itu saya berkunjung ke seorang teman. Karena kunjungan saya melewati waktu makan siang, keluarga teman saya mengajak saya untuk ikut makan siang bersama mereka. Dalam banyak mereka memiliki kesamaan dengan keluarga saya, hingga saya merasa nyaman makan bersama mereka.

Masalahnya mereka tidak menyediakan garpu, padahal hidangan yang disediakan menyulitkan saya untuk makan tanpa garpu. Akibatnya saya mengalami kesulitan dengan makan siang saya. Saya tidak berani meminta garpu kepada mereka, takut merepotkan, dan takut dianggap sok,”makan aja harus pake garpu” Saya cuma berharap ada anggota keluarga teman saya yang mengetahui kesulitan saya an menyediakan garpu untuk saya.

Akhirnya mama teman saya mengetahuinya dan menawarkan garpu kepada saya. Dan ternyata garpu itu ada di ruangan makan itu juga, hanya saja letaknya di lemari karena mereka jarang menggunakannya. Saat memberikan garpu itu, mama teman saya menasehati saya,”Kalau kamu memerlukan sesuatu, mintalah kepada yang bisa memberikannya kepadamu. Kalau tidak mungkin kamu takkan pernah bisa mendapatkannya.”

Sebuah nasehat kecil yang sempat saya remehkan. Tetapi dalam perjalanan hidup saya, ternyata nasehat itu sangat berguna bagi saya. Seringkali kali saya mendapatkan sesuatu yang tidak bisa didapatkan orang lain, hanya karena saya berani memintanya sedangkan yang lain tidak. Misalnya waktu kuliah saya mendapat akses penuh untuk menggunakan laboratorium komputer, karena saya memintanya dengan alasan yang tepat.

Sebaliknya saya sering kali tidak mendapatkan sesuatu yang seharusnya bisa saya dapatkan hnay karena saya tidak berani meminta. Misalnya saya tidak mendapatkan diskon dari kacamata pertama yang saya beli hanya karena saya tidak memintanya. Padahal toko itu selalu memberi diskon kepada pembeli yang memintanya.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home