Monday, October 11, 2004

Pindah

Aku termasuk orang yang tidak suka pindah rumah. Alasan utamanya adalah aku terlalu malas untuk mempacking barang-barangku, memindahkannya ke tempatku yang baru, lalu membongkarnya kembali agar dapat digunakan.

Selain itu mungkin karena aku termasuk orang yang tidak suka berada di lingkungan yang sama sekali baru untukku. Jangan dikira aku orang yang sulit beradaptasi dengan lingkungan baru ya!? Kemampuan adaptasiku dengan lingkungan cukup baik kok! Masalahnya aku tidak suka memulainya dari awal lagi!

Ketika hendak kuliah, aku sengaja memilih kota yang ada famili tinggal disana, meski famili jauh. Hasil UMPTN menempatkan aku di Malang, samapi semester 5 aku tinggal bersama familiku disini. Mulai semester enam aku memilih untuk kost untuk banyak alasan yang insya Allah semua alasan itu baik.

Ketika memilih tempat kost pertamaku pun aku memilih tempat kost yang dekat dengan tempat kost teman-temanku. Pinginnya sich bergabung di tempat kost mereka, tapi tak ada lagi kamar kosong untukku.

Dua tahun aku kost disitu aku terpaksa pindah, alasan yang diberikan adalah kost itu mau diubah jadi kost cewek. Tapi belakangan aku juga dengar ada gosip kalo aku ada affair sama putri ibu kost yang emang sebaya dengan aku, pasti itu alasan mengapa kemudian kost itu diubah jadi kost cewek. Emang sich aku cukup dekat dengan keluarga ibu kost, tapi sebenarnya aku menganggap mereka sebagai keluarga, bukan karena ingin jadi menantunya.

Lalu aku memilih tempat kost yang masih satu RT dengan kost yang dulu. Soale disitu aku udah kenal baik karena ada teman yang kost disana dan aku pun sering maen ke sana. Lagi-lagi aku berhasil menjalin hubungan dekat dengan mereka. Bahkan ketika aku lulus dan bekerja pun aku masih tinggal disana. Tapi kemudian satu persatu bapak dan ibu kost meninggal. Oleh ahli warisnya aku diamanati menjaga harta keluarga itu.

Hampir dua tahun aku melaksanakan amanat itu, meski aku akui aku kurang pandai merawat rumah. Tapi tiba-tiba rumah itu dijadikan tempat kost putri, dan aku harus pindah. Katanya sich kost cewek biasanya lebih rapi dan bersih. Kok alasannya sama ya dengan tempat kostku yang dulu? Lagian dengan penghuni baru yang sempat aku kenal, aku ga yakin mereka bisa merawat rumah dengan lebih baik dari aku dan penghuni lain sebelumnya. Terbukti mereka sama-sekali tidak melakukan perawatan terhadap rumah tanpa diminta.

Belakangan aku dapat mendengar kalo ada fitnah yang mengatakan kalau aku beberapa kali membawa cewek ke rumah itu. Emang sich rumah ku sering dikunjungi tamu cewek, tapi katanya aku melakukan tindakan asusila di sana! Yang bener aja! Aku emang kurang menjalankan ibadahku, tapi kalau melakukan dosa semacam itu mana berani? Resiko dan konsekuensinya tidak bisa aku tanggung.

Akhirnya aku bergabung kembali dengan keluarga familiku dulu. Ibarat burung bangau terbang tinggi, akan pulang ke sarangnya juga.

Salah satu ahli waris pemilik rumah itu menyempatkan diri datang ke Malang, tapi aku merasa malas menemuinya. Ini bukan tindakan yang baik, tidak juga bisa dibilang tepat. Aku sekedar tidak ingin beliau melihat kegeraman dan kekecewaan dimataku. Akhirnya beliau menitipkan surat untukku. Intinya beliau berterima kasih karena kami sudah menjaga harta keluarga mereka, dan minta maaf atas segala kesalahan. Beliau juga minta agar tali silaturohmi tidak terputus.

Maunya sich gitu, tapi gimana ya, aku kadung merasa diperlakukan tidak adil sich! Bagiku mudah untuk memaafkan, tetapi tidak mudah bagiku untuk melupakan. To forgive, not to forget.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home