Monday, October 11, 2004

berlian dibawah kaki kita

Dongeng dari Afrika Selatan:

Berlian di Bawah Kaki kita

Di sebuah desa di Afrika Selatan, tinggalah seorang petani. Meski tidak kaya, seluruh petani tersebut mampu memenuhi kebutuhannya dari hasil menggarap ladang yang ia miliki.
Suatu ketika petani tersebut merasa jenuh dengan pekerjaannya, ia ingin pekerjaan lain yang memberikannya uang tanpa harus kerja keras. Lalu si petani mengundang seorang bijak ke rumahnya untuk dimintai pendapatnya.
Si orang bijak mendengarkan keluh kesah dan keinginan si petani. Lalu sambil tersenyum dia bertanya,”Pekerjaan apa yang ingin tuan dapatkan?”
“Menjadi kepala desa,”jawab si petani singkat.
Lagi-lagi si orang bijak tersenyum dan berkata,”Kalo tuan memiliki berlian sebesar ibu jari maka tuan bisa memiliki seluruh desa ini. Dan jika tuan memiliki berlain sebesar kepalan tangan, tuan bisa memiliki seluruh kota ini. Dan apa bila tuan memiliki berlian sebesar kepala, tuan dapat memiliki seluruh negara ini.”
Mendengar perkataan itu, si petani memutuskan untuk pergi mencari berlian. Esoknya ia menjual ladang, rumah dan seluruh harta benda yang ia miliki. Dengan uang yang diperoleh, ia memulai petualangannya mencari berlian.
Kota demi kota ia lalui. Banyak negara ia jelajahi. Tapi ia tak dapat menemukan berlian yang ia cari. Sementara uang hasil penjualan hartanya kian hari kian menipis.
Selang satu tahun kemudian, si orang bijak datang kembali ke rumah si petani. Didapatinya rumah itu telah menjadi milik orang lain. Alangkah herannya dia ketika mengetahui bahwa petani yang dulu mengundangnya telah menjual seluruh ladang, rumah dan harta bendanya untuk mencari berlian.
Meski pun demikian si pemilik rumah baru dengan senang hati menerima si orang bijak sebagai tamu. Dipersilahkannya si orang bijak masuk ke rumahnya dan meminta istrinya untuk menjamu. Agar si orang bijak merasa nyaman, pemilik baru mengajaknya untuk duduk di dekat perapian.
Saat tiba diruang perapian, si orang bijak terkejut melihat batu-batu berkilauan yang menghiasi perapian. Lalu bertanyalah si orang bijak,”Dari mana kah tuan mendapatkan batu-batu ini?”
Dengan penuh kebanggaan si pemilik baru berkata,”Saya menemukannya di sungai yang mengalir di tengah ladang ini, disana ada banyak sekali. Saya menemukannya ketika sedang istirahat siang di lahan. Saya lihat batu-batu itu tampak indah kala diterpa sinar matahari. Saya pikir pasti bagus kalau dipasang diatas perapian. Dan benar bukan? Batu-batu itu tampak indah memantulkan cahaya api.”
Si orang bijak yang selalu tersenyum kembali bertanya,”Tahukah tuan, batu apakah ini?”
Si pemilik baru hanya mengangkat bahu tanda ketidak tahuannya.
“Itu adalah batu berlian yang dicar-cari orang yang telah menjual lahannya kepadamu,” kata si orang bijak.
Si pemilik baru terkejut bukan kepalang, “Bagaimana mungkin? Setahuku Berlian itu batu yang sangat indah, bukan sekedar batu yang berkilau jika tertimpa cahaya. Lagi pula mengapa si pemilik lama menjualnya kepadaku dan pergi mengembara mencari berlian yang ada di bawah kakinya sendiri?
Dengan tenang si orang bijak menjelaskan,”Karena pemilik lama tidak pernah tahu bentuk berlian yang belum diasah.”

Moral yang terkandung:
Setiap orang memiliki batu berlian dibawah kakinya. Batu itu adalah bakat terpendam, temukanlah bakatmu, lalu asahlah agar menjadi batu berlian yang berharga.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home