Sunday, October 03, 2004

kita berubah karena lingkungan dan keadaan

pas lagi di kereta malang - jakarta, iant sempet ngobrol panjang sama seorang pria. entah bagaimana dia mulai menceritakan kisah hidupnya yangmenggetarkan jiwa.

aku lupa nanya siapa namanya. yang jelas dia seorang sarjana lulusan perguruan tinggi swasta di malang. sambil kuliah dia nyambi bekerja di sebuah perusahaan rokok. ketika lulus sarjana, kebetulan perusahaannya membutuhkan tenaga kerja berkualifikasi sarjana. kepada atasannya dia terus terang kalo dia sarjana, karena dianggap memenuhi kualifikasi dia pun bekerja di posisi itu, sebuah level yang lebih jauh tinggi dari sebelumnya. Beberapa bulan kemudian dia sudah berada di level low manajement. Masa depan seolah terbentang luas dan cerah dihadapannya.

sayangnya, indonesia mengalami krisis moneter di tahun 1988. tau sendiri kan, harga rokok tiba-tiba membumbung tinggi. penjualan seret. pihak manajemen melakukan pelangsingan organisasi, dan teman kita ini menjadi salah satu dari yang di phk

dia tak mampu menerima keadaan. lalu seperti kisah-kisah klasik ia terjerumus ke narkoba. berulang kali dia masuk rehabilitasi, tetapi berulang kali pula dia kembali nyandu. bahkan dia pernah melarikan diri dari tempat rehabilitasinya dengan cara melompat pagar.

lalu Allah mengirimkan malaikat penolongnya. seorang gadis yang mencintai dia apa adanya bersedia menikah dengannya. she love him truely, unconditionally. Mereka tinggal disebuah desa di lereng gunung. meninggalkan teman-taman yang menjerumuskan dia ke narkoba. Pria itu tinggal di rumah mertua, ngangur. tak ada pekerjaan. makan dari orang tua. harga dirinya membuat dia malu untuk keluar rumah, kecuali katanya untuk beli togel. sampai-sampai penduduk desa mengecapnya sombong. harga dirinya juga membuat dia tak mau minta uang ke istrinya dalam jumlah besar. dia tidak mau tambah merepotkan keluarga mertunya. tidak mempunyai purchasing power bahkan juga kesempatan untuk bernarkoba. Itulah berkah terbesar yang ia syukuri. Dia benar-benar sembuh dari kebiasaan mengkonsumsi narkoba.

saat kami bertemu, dia dalam perjalanan menuju pekerjaan barunya. Kebetulan perusahaan tempat adiknya bekerja sedang membutuhkan tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasinya. Di akhir pembicaraan dia memberi kesimpulan, kemauan dan niat tidak pernah cukup untuk mengubah kita menjadi lebih baik. kita juga harus pindah (hijrah) ke tempat lain, ke keadaan lain, yang memaksa kita untuk komit pada niat kita.

kami berpisah di stasiun senen, aku menyalami dia dan mendo'akan kesuksesannya.



0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home