Monday, October 11, 2004

Ketika pembantu tidak masuk

Hari senin tanggal 6 september pembantu rumah kami tidak masuk. Kebiasaan buruknya kalo tidak masuk tidak pernah memberitahu, meski hanya sekedar telepon.minta ijin. Makanya kami tidak tahu kalau dia akan tidak masuk, jadi kami tidak melakukan antisipasi apapun.

Jam 06.45 semua sudah berangkat ke tempat aktivitas masing-masing. Si Sulung, sudah berangkat sejak jam 05.30, si tom boy ini sudah kelas satu di mts (setara smp). Si tengah bareng sama ibunya berangkat ke Tknya, beda dengan kakaknya si tengah ini feminim sekali. Abis mengantar si tengah kakakku langsung ke kampus tempat dia mengajar. Ayah mereka masih bertugas di cepu.

Tinggal aku sendiri sama si kecil, menunggu pembantu datang. Biasanya dia datang sekitar jam 07.30 dan langsung mengajak si kecil belanja. Saat mereka belanja aku mandi dan sarapan. Jam 8.30 jadwal si kecil tidur, baru bangun satu jam kemudian. Recananya aku akan mengetik surat lamaran dan memperbaiki resume ku yang sudah bertambah dengan pelatihan QA/QC. Kalo ada si kecil bakalan ga bisa kerja, dia ini jailnya minta ampun, perusuh kelas berat, pasti dech dia ganggu aku.

Tapi semuanya tidak bisa berjalan seperti rencana. Sampai jam 8 lewat pembantu kami tidak datang juga.aku langsung menduga kalau hari ini dia tidak datang. Jam 08.30 seperti biasa si kecil tidur. Kesempatan bagiku untuk beres –beres rumah, menyapu lantai dan mencuci piring, juga mandi. Aku juga telepon kakakku untuk minta petunjuk. Kedengarannya emang seperti harmoko dan soeharto, tapi aku emang ga tau harus bagaimana so aku telepon untuk minta instruksi. Ternyata aku hanya harus membuatkan roti bakar untuk si kecil, soale tadi pagi si kecil hanya sarapan mie goreng instan sedikit. Si tengah bisa mengurus dirinya sendiri. Siang hari kakakku akan pulang lebih awal.

Jam 09.45 si kecil bangun dan menanyakan apakah si tengah udah pulang. Aku jawab belum lalu dia main sendirian. Sekitar pukul 10.00 si tengah datang, setelah ganti baju si tengah langsung bergabung dengan si kecil. Aku buatkan roti bakar untuk si kecil dan berhasil membuat dia menghabiskannya.

Sepertinya segalanya berjalan lancar, sampai si kecil mulai merasa bosan dan sebal lalu mulai mengacau. Kebiasaan buruknya kalo lagi bad mood, membuat segalanya berantakan, menyobeki buku-buku, dan yang paling berbahaya adalah dia selalu memukulkan atau melemparkan apa saja yang ada ditangannya ke orang yang menurut dia bertanggung jawab atas kejengkelannya. Dan yang benar-benar merepotkan adalah ngompol di tempat-tempat yang sulit untuk di bersihkan, seperti kursi rotan, atau tempat-tempat yang penuh barang. Cowok usia 2 tahun ini sebenarnya kalo lagi bagus moodnya selalu pipis ditempat yang semestinya. Jadi aku simpulkan ngompolnya itu sebenernya hukuman yang dia berikan kepada orang dewasa yang gagal membuat dia selalu merasa senang. Dan kali ini dia ngompol setiap jam, bahkan kadang belum satu jam pun dia usah ngompol!

Masalahnya saat itu aku gak bisa menyibukkan dia dengan permainan yang membuat dia senang. Soale aku ngantuk gara-gara semalam begadang menonton juventus mengalahkan udenese 0-1 di kandang lawan. Abis itu aku juga menyaksikan menuju layar liputan 6, aku menjagokan salah satu peserta yang ternyata hanya masuk 5 besar, tapi setidaknya dia mendapatkan gelar presenter favorit, aku juga kirim sms untuk mendukung dia.

Jam 12 ibu mereka datang dan mereka langsung berebut mendapatkan perhatian ibu mereka. Kesempatan bagiku untuk membereskan kekacauan yang mereka buat. Abis itu aku tidur siang, membayar “hutang tidur”ku semalam :P

Waktu aku bangun, ternyata keadaan kembali memburuk. Si kecil kembali marah-marah dan melemparkan remote tv kepada si tengah, untung tidak kena. Tapi cover remote jadi sedikit terbuka, tapi masih bisa aku bereskan. Rupanya si kecil mengira itu cara untuk membuka remote, dia memang selalu tertarik untuk membuka apa aja dan tidak pernah berminat untuk memasangnya kembali. Saat kami lengah si kecil mengambil remote itu lalu melempar remote dan terus membuka covernya. Untung aku liat itu dan langsung merebutnya sebelum komponennya jadi tercerai berai.

Ternyata jadi baby sitter itu berat banget ya! Dulu yang momong si sulung itu aku. Tapi karena cuma momong satu jadi tidak terasa begitu berat, malah lebih banyak enjoynya. Aku yang mengajari dia jalan dan bicara, serta dianggap yang paling bertanggung jawab atas sifat tom boy yang dimilikinya :D

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home