Friday, December 12, 2008

Naik Feri Usia 31 tahun!



Hari kamis 11 Desember 2008, untuk ke 4 kalinya aku menyeberang ke Penajam. Menyeberangi teluk Balikpapan naik kapal feri. Banyak yang malas naik feri karena antrinya lama, bisa 2 jam! Maklum hanya ada 1 dermaga feri, sementara volume kendaraan semakin meningkat. Pemerintah mungkin serba salah. Mau bangun satu termaga lagi kok ada planing bikin jembatan Balikpapan - Penajam, tapi kok rencana pembangunan jembatan itu sama sekali belum jalan ya? Aku sich mending naik feri dari pada harus memutar melewati hutan dan jalan yang banyak longsor dan lubang sana sini. Atau ke penajam pake kendaraan umum nyebrang naik spead boat. Soale spead boat di sini ngeri banget, nyetirnya ugal-ugalan. Belum lagi penumpang ga di kasih life jaket, aku kan ga bisa renang, kalo kebalik gimana?

Alhamdulillah kami ga perlu antri lama untuk bisa naik feri. Boleh dibilang begitu datang langsung masuk dermaga feri, tinggal nunggu mobil-mobil di depan diatur masuk kapal. Sepertinya keberuntunganku dalam menunggu feri cukup tinggi. Tak sekali pun aku nunggu feri lebih dari setengah jam. Padahal kami khawatir antrinya bakalan lama, soale kami berangkat rada kesiangan. Gara-garanya mobil yang kami bawa ternyata salah satu ban nya bocor semalam. Pagi itu udah kempes, makanya harus ganti ban dulu.

Untuk pertama kalinya aku naik feri Trunojoyo. Sempat shock waktu liat tulisan bahwa kapal itu dibuat tahun 1977, udah lebih dari 31 tahun. Seisi mobil cuma aku yang lebih tua dari kapal itu! Masih layak layar ga ya kapal itu? Temanku yang dari madura malah langsung mengenali kapal itu sebagai kapal ex penyebrangan Jawa - Madura. Dulu waktu masih kecil kalo diajak ayahnya ke Jawa sering naik feri itu. Cerita makanan apa yang sering di beli ayahnya di atas feri untuk nya, dan nostalgia lainnya. Wah, feri tua gini kok masih berlayar ya? Apa umur teknis/ekonomis nya emang masih lama? jangan-jangan sudah waktunya untuk pensiun, dijadikan rumpon di laut biar jadi rumah ikan-ikan kecil, atau dijadikan besi tua gitu.

Seperti biasa begitu sampai di atas feri, aku langsung cari-cari lemari tempat menyimpan pelampung alias life jaket, perahu karet, dan perlengkapan safety lainnya. Pokoknya yang bisa bikin aku mengapung kalo terjadi kecelakaan. Syukurlah tersedia, meski jujur aku ga seberapa yakin. Dan aku lebih bersyukur lagi karena ga ada kejadian apa pun yang membahayakan selama perjalanan. Perairan teluk balikpapan memang cukup tenang, jadi potensi bahaya relatif kecil. Tapi ga ada salahnya kan sedia payung sebelum hujan, sedia pelampung sebelum tenggelam.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home